MASJID AL MAHMUDIYAH ( MASJID SURO )

Masjid Besar Al Mahmudiyah atau lebih di kenal oleh Masyarakat dengan sebutan Masjid SURO.


Berlokasi di Jl.ki gede ing suro, kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Palembang.
Merupakan Masjid Bersejarah di Palembang.
Masjid ini didirikan oleh Ulama Palembang yang bernama KH.Abdurahman Delamat bin Syarifuddin, bersama sahabatnya KH.Kgs Mahmud Usman 
( Kgs. Khotib ) pada tahun 1889.

Tak seperti  Masjid-masjid zaman sekarang, yang di bangun semegah dan semewah mungkin.
Masjid Suro masih tetap tampak Kelasik dan Teradisional dengan atap layaknya rumah-rumah penduduk di sekitarnya.

Begitu juga dengan menarahnya yang tampak kokoh berbentuk lancip pada ujungnya.
Bentuk Menarah yang seperti itu, menambah kesan Kelasik Masjid ini.

Bahkan, bila Masjid-masjid yang lainnya menggunakan kubah berbentuk bundar dan pipih,kubah Masjid Suro ini justru hanya berbentuk tajuk limas dengan mustaka dan kubah dari Aluminium.
Simbol ini menandakan Arsitektur Masjid ini terpengaruh Masjid-masjid di Jawa, seperti Masjid Agung Demak.



Dari luar Masjid ini tampak biasa-biasa saja. Bahkan, menurut warga setempat, Masjid ini seperti kurang terawat.
Namun demikian, pada bagian dalam, Masjid ini tampak begitu indah.
Kendati dinding-dinding nya masih berupah beton semen.
Luas bangunan Masjid yang berukuran 40x30 meter persegi ini, mampu menampung jamaah hingga sekitar 1.000 orang.

Peninggalan Sejarah.

Dengan usianya yang terbilang lebih dari satu abad, Masjid Suro ini menyimpan berbagai benda peninggalan Sejarah.
Di antaranya, Beduk, Sokoguru  (tiang) untuk penyangga Masjid, Kolam tempat berwudhu, Serta Mimbar tempat makam Kiyai Delamat.

Sejarah Sang Kiyai.

KH. Abdurahman Delamat bin Syarifuddin. Adalah Salah satu Ulama besar di Palembang.
Menurut keterangan, Kiyai Delamat lahir di Desa Babat Toman wilayah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Setelah Dewasa ia pindah ke Palembang dan Berdomisili di daerah Bom Baru kelurahan 5 ilir, tepatnya di sekitar Masjid Lawang Kidul.
Ketika masih Remaja, Kiyai Delamat pernah belajar di Mekah, Madinah dan Baitul Maqdis. Bersama Kiyai Muaro Ogan ( Ki Merogan ).

Semasa hidupnya, Kiyai Delamat tidak mempunyai satupun Rumah.
Kecuali Masjid-masjid yang di bangun nya.
Adapun Masjid-masjid yang di bangun nya itu antara lain;
Masjid Pulau Panggung, Masjid Fajar Bulan, Masjid Babat Toman dan Masjid Pulau Sambi. Sedangkan di Kota Palembang, Beliau Membangun Masjid Al MAHMUDIYAH ( Masjid Suro ) dan Masjid Rohmaniyah yang terletak di kelurahan 35 ilir Palembang.

Pelarangan Beribadah Oleh Belanda.

Pada zaman penjajahan Belanda, Masjid Suro ini pernah di bongkar oleh Belanda dan di larang di gunakan untuk tempat Ibadah selama kurang lebih 36 Tahun.

Wafat nya Kiyai Delamat.

Kiyai Delamat pernah di asingkan oleh Belanda di Dusun Sarika sampai Beliau wafat dan di Makamkan di Masjid Babat Toman. Namun Oleh Anaknya KH.Abdul Kodir dan KH.Muhammad Yusuf, jenazah Kiyai Delamat di pindahkan kembali ke Palembang dan di Makamkan di belakang Mimbar Khatib.
Tetapi, karena tidak di setujui oleh Belanda, akhirnya jenazah Kiyai Delamat di pindahkan kembali ke pemakaman Jambangan tidak jauh dari Masjid Suro. Sampai sekarang Makam Kiyai Delamat masih di sana tepatnya di belakang Madrasah Nurul Falah kelurahan 30 ilir Palembang.

Setelah Kepengurusan Masjid di serahkan kepada Kiyai Kgs.H.Mahmud Usman atau Kiyai Khotib, akhirnya nama Masjid ini berubah menjadi Al MAHMUDIYAH sesuai nama Pengurus nya.

Setelah Kiyai Kgs. H.Mahmud Usman meninggal dunia, maka sekitar tahun
1342H / 1919M, diadakanlah pertemuan antara pemuka Agama dan Masyarakat di Kelurahan 35 Ilir, untuk membentuk ke pengurusan Masjid yang baru.
Ini atas Prakasa Kiyai Kiemas H.Syekh Zahri. Maka terpilih lah ke pengurusan BAM, yang di ketuai oleh Kgs.H.M.Ali Mahmud.

Dimasa kepengurusannya, Pada tahun 1920, Masjid ini mulai di bongkar untuk di perbaiki. Pada tahun 1925, di  bangun menara Masjid.
Yang paling penting bagi Masyarakat, di perbolehkan nya kembali untuk Shalat Jumat oleh Belanda.
Masjid yang pernah di pakai untuk berkumpulnya Pemuda-pemuda Pejuang yang tergabung dalam BPRI ( Badan Pelopor Republik Indonesia ).

Demikianlah Riwayat yang bisah saya sampaikan. Lebih dan kurangnya.
Saya minta maaf jika ada yang tidak sesuai.



No comments: